Kebudayaan
Di Indonesia
A. Kebudayaan
Aceh
1. Rumah
Adat
Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah
adat Aceh dibuat dari kayu meranti dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi
yaitu Seuramoe Keu (serambi depan), Seuramoe Inong (serambi tengah) dan
Seuramoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada pula rumah adat berupa
lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau Berandang.
2. Pakaian
Adat
Pakaian adat yang dikenakan
pria Aceh adalah baju jas dengan leher tertutup (jas tutup), celana panjang
yang disebut cekak musang dan kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang
dipakainnya disebut makutup dan sebilah rencong terselip di depan perut.
Wanitanya memakai baju sampai
kepinggul, celana panjang cekak musang serta kain sarung sampai lutut.
Perhiasan yang dipakai berupa kalung yang disebut kula, pending atau ikat
pinggang, gelang tangan dan gelang kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk
keperluan upacara pernikahan.
3. Tari-tarian
Aceh
·
Tari Seudati, berasal dari arab dengan latar
belakang agama islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana
keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di Aceh.
·
Tarian Saman Meuseukat, dilakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan ajaran
kebajikan, terutama ajaran agama islam
·
Tarian Pukat, adalah tarian yang melambangkan
kehidupan para nelayan dari pembuatan pukat hingga mencari ikan.
·
Tari Rebana, merupakan tari kreasi yang
menekankan pada keterampilan memainkan alat musik "rebana" dalam
mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh. Tari ini biasa ditampilkan dihadapan
tamu-tamu agung.
4. Senjata
Tradisional
Senjata tradisional yang dipakai oleh
penduduk Aceh adalah rencong. Wilahan rencong terbuat dari besi dan biasanya bertuliskan
ayat-ayat Al Quran. Selain rencong, rakyat Aceh mempergunakan pula pedang
dengan nama pedang daun tebu, pedang oom ngom dan reudeuh. Pedang daun tebu
dipakai oleh pamglima perang dan reudeuh oleh para prajurit.
5. Suku
Suku dan marga yang terdapat di Aceh antara
lain : Aceh, Alas, Tamiang, Gayo, Ulu Singkil, Simelu, Jamee, Kluet, dan
lain-lain.
6. Bahasa
Daerah : Aceh, Alas, Gayo, dan lain-lain.
7. Lagu
Daerah : Bungong Jeumpa, Piso Surit.
B. Kebudayaan
Sumatra Utara
1. Rumah Adat
Rumah
adat Sumatera Utara dinamakan Parsakitan dan Jabu Bolon. Jabu Parsakitan adalah
rumah adat di daerah Batak Toba, tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan
tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat pertemuan untuk membicarakan
hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah
pertemuan suatu keluarga besar. Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat
tinggal bersama-sama, Tempat tidur lebih tinggi dari dapur.
2. Pakaian
Adat
Di
daerah Tapanuli Utara tenunan tradisionalnya disebut ulos. Kain ulos itu
terdiri dari beberapa macam yang harga dan fungsinya berbeda-beda. Misalnya:
Ulos Godang, Sibolang, Mangiring, Sitoluntuho, Ragi Hidup, Sadum, dan Ragi
Hotang.
Pada
upacara adat kaum pria mengenakan tutup kepala yang disebut sabe-sabe dari ulos
mangiring. Di bahunya disampirkan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan kain sarung.
Kaum wanitanya menegenakan Ulos Sadum yang disampirkan di kedua bahunya dililit
dengan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan sarung suji.
3.
Tari-tarian
Daerah Sumatera Utara
·
Tari Serampang Dua Belas, sebuah
tari melayu dengan irama joged. Diiringi musik dengan pukulan gendang ala
Amerika Latin. Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan, baik bagi
muda-mudi maupun orang tua.
·
Tari Tor-tor, sebuah tari dari
daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam
suasana khusuk.
·
Tari Marsia Lapari, tari garapan ini
menggambarkan kegiatan gadis-gadis Sumatera Utara yang senantiasa saling
membantu dalam menggarap sawah. Olahan tari didasarkan unsur gerak tari daerah
Tapanuli Selatan yang diramu dengan unsur daerah lain, dengan iringan musik
gondang sembilah.
·
Tari Manduda, suatu bentuk tarian
rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen padi.
4.
Senjata Tradisional
Piso
surut adalah sejenis belati dan merupakan senjata tradisional di Tanah Karo,
Sumatera Utara. Piso gaja dompak, berupa sebilah keris panjang merupakan
lambang penting pemerintahan Raja Si Singamangaraja. Senjata ini hanya boleh
diguanakan oleh raja saja. Senjata tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat
umum adalah hujur sejenis tombak dan podang sejenis pedang panjang.
5.
Suku
Suku
dan marga yang terdapat di daerah Sumatera Utara : Melayu, Batak (Mandailing,
Toba, Simalungun, Karo), Nias, dan lain-lain.
6.
Bahasa
Daerah : Batak, Karo, Melayu, Nias,
Mandailing, dan lain-lain.
7.
Lagu
Daerah : Pantun Lama, Butet, Sengko-sengko.
C. Kebudayaan
Sumatra Barat
1. Rumah Adat
Rumah
adata Sumatera Barat dinamakan Rumah Gadang. Rumah Gadang di Sumatera Barat
adalah untuk tempat tinggal. Rumah tersebut dapat dikenali dari tonjolan
atapnya yang mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tonjolan itu dinamakan gojoang yang banyaknya sekitar 4-7 buah. Rumah
Gadang mempunyai 2-3 lumbung padi antara lain Si Bayo-bayo yang artinya
persedian padi bagi keluarga dari rantau. Si Tinjau Lauik, padinya untuk
diberikan kepada yang tidak mampu dan Si Tangguang Litak, padinya khusus
bagi yang punya rumah.
2. Pakaian
Adat
Kaum
pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang disebut saluak. Memakai baju
model teluk belanga yang berlengan agak pendek dan melebar ke ujung. Selembar
kain menyelempang di bahu dan sebilah keris terselip di depan perut. Ia juga
memakai celana panjang dengan kain songket melingkar di tengah badan. Sedangkan
wanitanya memakai tutup kepala bergonjang yang disebut tangkuluak tanduak, baju
kurung dengan
kain
songket menyelempang di bahu dan berkain songket. Perhiasan yang dipakainya
adalah anting-anting, kalung bersusun dan gelang pada kedua belah tangan,
pakaian ini berdasarkan adat Minangkabau.
3.
Tari-tarian
Daerah Sumatera Barat
·
Tari Piriang, sebuah tarian
tradisional yang melambangkan suasana kegotongroyongan rakyat dalam menunaikan
tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria
bersama-sama.
·
Tari Payung, ditarikan oleh pasangan
muda-mudi dengan payung tangan, sang pria selalu melindungi kepala sang wanita,
sebuah perlambang perlindungan lelaki terhadap wanita.
·
Tari Kiek Gadih Minang, merupakan
tari kreasi yang mendasarkan garapannya pada unsur-unsur gerak tari tradisi
Minang. Tari kelompok ini menggambarkan kesibukkan gadis-gadis Minang di waktu
subuh selagi bersiap-siap menuju mesjid.
4.
Senjata
Tradisional
Senjata
tradisional yang amat terkenal di Sumatera Barat adalah Karih yang merupakan
senjata tikam. Senjata tikam lainnya adalah belati, disamping tombak, ruduih
yang disebut juga golok atau ladiang. Tombaknya yang berujung tiga disebut piarit.
5.
Suku
Suku
dan marga yang terdapat didaerah Sumatera Barat adalah Mentawai, Minangkabau
(Jambak, Guci, Piliang, Caniago, Tanjung, Pisang, Sikumbang, Panyalai, dan
Koto).
6.
Bahasa
Daerah : Minangkabau, Melayu, dan lain-lain.
7.
Lagu
Daerah : Kampuang nan Jauah di Mato, Ayam
Den Lapeh, Dayuang Palinggam dll.
D.
Kebudayaan
Banten
1.
Rumah Adat
Rumah
adat Banten adalah rumah adat suku Baduy, oleh Karena itu pemerintah menetapkan
nama rumah adat Banten adalah rumah Badui. Rumah tradisional ini berupa
panggung yang terbuat dari dari kerangka bambo, kayu nangka, kayu jati serta
batang pohon kelapa dengan beratapkan daun nyiur ataupun ilalang dan lantainya
yang terbuat dari pelepah bambu yang telah dibelah.
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adat Banten pada Pria mengenakan pakaian model baju koko dengan lehernya yang
tertutup. Serta pakaian bawahnya dilengkapi celana panjang serta
diikatkan dengan kain batiknya. Pada bajunya dikenakan ikat pinggang dan
diselipkan sebilah parang di ikat pinngang tersebut bagian depan. Serta di bahu
diselempengkan sehelai kain.
Sedangkan
pakaian adat Banten pada wanitanya, memakai baju adat kebaya serta kain batin
sebagai bawahannya. Pakaian ini juga diselempangkan sehelai kain di bahu dan
dihiasi dengan bros kerajinan tangan pada bagian depan kancing kebayanya. Pada
rambut di sanggul dan dihiasi dengan kembang goyang berwarna keemasan.
3.
Tarian
Daerah.
Tari Topeng : Tarian
ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan
tari ini tempak gemulai.Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang
balas dendam karena cintanya yang ditolak.
4.
Alat
Musik: Angklung Buhun, Pantung Bambu,
Rampak Beduk.
5.
Senjata
Tradisional: Parang
6.
Bahasa
Daerah: bahasa Jawa Banten dan bahasa Sunda
7.
Suku
bangsa: Suku Baduy.
E.
Kebudayaan
DKI Jakarta
1.
Rumah Adat.
Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya.
Atapnya berbentuk joglo suatu pertanda ada pengaruh bentuk rumah tradisonal
Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya. Ada serambi depan yang disebut paseban.
Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di tengahnya. Pintu itu diberi ukiran
dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti
kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat ibadah.
Dinding-dinding rumah tradisional Jakarta (Betawi), terbuat
dari panil-panil yang dapat dibuka-buka dan digeser-geser ke tepi. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan ruangan yang lebih luas, bila suatu waktu
diadakan acara selamatan atau hajatan. Serambi depan dan serambi belakang yang
lepas terbuka, merupakan ciri khas pula dari rumah tradisional Jakarta
(Betawi).
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang
menutup leher (jas tutup). Ia juga memakai celana panjang, kain batik yang
melingkar pada pinggang dan sebilah belati terselip di depan perut. Sedangkan
wanitanya memakai baju kebaya, selendang panjang serta kain yang dibatik.
3.
Tari-tarian
Daerah DKI Jakarta
·
Tari Topeng, merupakan sebuah tari
tradisonal
·
Tari Yapong, adalah tari persembahan
untuk menghormati tamu-tamu negara.
·
Tari Serondeng, merupakan tari
garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang Betawi. Nama serondeng
digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh Musik Ajeng Betawi yang
mengiri tarian ini.
·
Tari Sembah adalah suatu tarian
untuk menyambut tamu dengan adat Betawi.
4.
Senjata
Tradisional.
Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal
penduduk Jakarta. Parang atau golok banyak digunakan oleh para pendekar.
Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya, cabang dan parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh pula kepada
keanekaragaman bentuk senjata tradisional daerah Jakarta (Betawi). Senjata
badik merupakan salah satu senjata tradisioal penduduk Jakarta yang mendapat
pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang berujung tiga),
merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih
dikenal dengan golok. Golok mempunyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada
yang bentuknya pendek atau panjang dan ada pula yang tipis disamping yang
tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di depan perut dan umumnya
banyak dipakai oleh para pendekar.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Jakarta Raya
adalah : Betawi, Orang Depok, Orang Tugu, Cina, Arab, dan lain-lain.
6.
Bahasa
Daerah : Betawi
7.
Lagu
Daerah : Kicir-kicir, Jali-jali, Surilang.
F.
Kebudayaan
Jawa Barat
1.
Rumah Adat
Salah
satu contoh rumah adat Jawa Barat dinamakan Keraton Kasepuhan Cirebon yang di
depannya terdapat pintu gerbang. Keraton Kasepuhan Cirebon ini terdiri dari 4
ruangan. Jinem atau pendopo untuk para pengawal/penjaga keselamatan Sultan.
Pringgodani, tempat Sultan memberi perintah kepada adipati. Prabayasa, tempat
menerima tamu istimewa Sultan dan Panembahan, ruang kerja dan istirahat Sultan.
2.
Pakaian
Adat
Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar),
berjas dengan leher tertutup (jas tutup). Ia juga memakai kalung, sebilah keris
yang terselip di pinggang bagian depan serta berkain batik.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan berkain
batik. Beberapa hiasan kembang goyang menghiasi bagian atas kepalanya. Begitu
pula rangkaian bunga melati yang menghiasi rambut yang disanggul. Pakaian ini
berdasarkan adat Sunda.
3.
Tari-tarian
Jawa Barat
·
Tari Topeng Kuncuran, merupakan
sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya
ditolak.
·
Tari Merak, sebuah tari yang
mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.
·
Tari Rarasati. Dewi Rarasati sebagai
selir Arjuna yang cantik dan lembut ternyata memiliki jiwa keprajuritan.
Kepandaiannya dalam memanah telah menyadarkan Srikandi dari kesombongannya.
Saripati gambaran tersebut kemudian diangkat dalam bentuk tari kelompok dengan
sumber gerak tari tradisi Cirebon.
·
Tari Jaipong, suatu bentuk tarian
pergaulan Jawa Barat yang terkenal.
4.
Senjata
Tradisional
Di
Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Pada mata kujang
terdapat 1-5 buah lubang dan sarungnya terbuat dari kain hitam. Senjata lainnya
adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah kayu
dan tombak.
5.
Suku : Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.
6.
Bahasa
Daerah : Sunda, Betawi
7.
Lagu
Daerah : Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy
Bulan.
G.
Kebudayaan Jawa Tengah
1.
Rumah Adat.
Rumah
adat Jawa Tengah dinamakan Padepokan. Padepokan Jawa Tengah merupakan bangunan
induk istana Mangkunegara di Surakarta. Rumah penduduk dan keraton di Jawa
Tengah umumnya terdiri dari 3 ruangan. Pendopo, tempat menerima tamu, upacara
adat dan kesenian. Pringgitan untuk pagelaran wayang kulit. Dalem, tempat
singgasana raja. Bagi rumah penduduk, "dalem" berarti ruangan untuk
tempat tinggal.
2.
Pakaian
Adat.
Pakaian adat untuk pria Jawa Tengah adalah penutup kepala
yang disebut kuluk, berbaju jas sikepan, korset dan keris yang terselip di
pinggang. Ia juga memakai kain batik dengan pola dan corak yang sama dengan
wanitanya.
Sedangkan wanitanya memakai kebaya panjang dengan kain
batik. Perhiasannya berupa subang, kalung, gelang, dan cincin. Sanggulnya
disebut bokor mengkureb yang diisi dengan daun pandan wangi.
3.
Tari-tarian
Tradisional.
·
Tari Serimpi, sebuah tarian keraton
pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan.
·
Tari Bambangan Cakil, mengisahkan
perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah pelambang penumpasan
angkara murka.
·
Tari Enggat Enggot, diangkat dari
tari tradisional Banyumas. Sesuai dengan ciri khas daerahnya tari ini menyuguhkan
gerak lincah dan jenaka, selaras dengan dinamisnya irama musik calung yang
mengiringinya.
·
Tari Kendalen, merupakan tari
keprajuritan gagah dan berani.
4.
Senjata
Tradisional
Keris
adalah senjata tradisional di daerah Jawa Tengah yang mendapat tempat penting
dalam kehidupan masyarakatnya. Keris dapat menunjukkan kedudukan seorang dalam
masyarakat. Senjata lainnya adalah pedang, tombak, dan perisai.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Jawa Tengah adalah:
Jawa, Samin, Karimun, Kangean, dan lain-lain.
6.
Bahasa
Daerah : Jawa
7.
Lagu
Daerah : Suwe ora Jamu, Gek Kepriye,
Lir-ilir, Gundul Pacul, Gambang Suling, dan lain lain.
H.
Kebudayaan
Jawa Timur
1.
Rumah Adat
Rumah
adat Jawa Timur dinamakan Rumah Situbondo. Rumah Situbondo merupakan model
rumah adat Jawa Timur yang mendapat pengaruh dari rumah Madura. Rumah itu tidak
mempunyai pintu belakang dan tanpa kamar-kamar pula. Serambi depan tempat
menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima di serambi belakang. Mereka
masuk dari samping rumah.
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala (destar), baju lengan panjang
tanpa leher dengan baju dalam warna belang-belang. Sepotong kain tersampir di
bahunya dan ia memakai celana panjang sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut.
Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.
3.
Tari-tarian
Daerah Jawa Timur.
·
Tari Remo, sebuah tarian dari
Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut
tamu agung.
·
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah
Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.
·
Tari Tandakan, adalah jenis tari
pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari tradisional yang berkembang
didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari pergaulan maka tari ini
bersuasana gembira dan berkesan akrab.
4.
Senjata
Tradisional
Senjata
yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit. Clurit adalah sejenis
arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura sering menyelipkan
clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah sondre, kodi,
tombak, pisau belati, dan arit bulu ayam.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Jawa Timur adalah:
Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
6.
Bahasa
Daerah : Jawa, Madura
7.
Lagu
Daerah : Tanduk Majeng, Kerapan Sapi.
I.
Kebudayaan
Bali
1.
Rumah Adat
Salah
satu contoh rumah adat daerah Bali disebut Gapura Candi Bentar. Gapura Candi
Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang merupakan pula rumah adat di
Bali. Gapura Candi Bentar dibuat dari batu merah dengan ukir yiran dari batu
cadas. Balai Benggong terletak pada sisi kanan dan Balai Wantikan terletak pada
sisi kiri. Balai Benggong adalah tempat istirahat raja beserta keluarganya.
Balai Wantikan adalah tempat adu ayam attau pegelaran kesenian. Kori Agung
adalah pintu masuk pada waktu upacara besar. Kori Babetelan merupakan pintu
untuk keperluankeluarga.
|
|
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adat pria Bali berupa ikat kepala (destra), kain songket saput dan sebilah
keris terlesip pada pinggang bagian belakang. Sedangkan wanitanya memakai dua
helai kain songket, setagen songket atau meprada dan selendang atau senteng. Ia
juga memakai hiasan bunga emas dan bunga kamboja diatas kepala. Perhiasan yang
dipakainya adalah subang, kalung, dan gelang.
3.
Tari
tarian Daerah Bali
·
Tari Legong, merupakan tarian yang
berlatar belakang kisah cinta raja dari Lasem.ditarikan secara dinamis dan
memikat hati.
·
Tari Kecak, sebuat tarian
berdasarkan cerita dari Kitab Ramayana yang mengisahkan tentang bala tentara
monyet dari Hanoman dan Sugriwa.
·
Tari Jaran Teji, adalah jenis tari
kreasi yang memanfaatkan gerak tari tradisi untuk menggambarkan keterampilan para
prajurit penanggung uda yang bersiap siaga menuju medan perang.
4.
Senjata
Tradisional
Keris
sebagai senjata penduduuk Bali. Selain untuk membela diri, keris dapat mewakili
seseorang dalam suatu undangan pernikahan. Menurut kepercayaan sebagai penduduk
Bali, bila keris pusaka direndam dalam air putih akan menyembuhkan anggota
keluarga dari gigitan binatang berbisa. Gagang keris yang terbuat dari kayu
itu, ada pula yang berhiasan permata. Selain keris terdapat pula tombak yang
dipergunakan untuk berburu, berperang atau upacara pembakaran mayat. Juga
terdapat golok yang dipergunakan untuk keperluan bertani serta untuk
mempersiapkan upacara keagamaan.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Bali adalah : Bali,
Jawa, dan Madura.
6.
Bahasa
Daerah : Bali
7.
Lagu
Daerah : Janger.
J.
Kebudayaan
Kalimantan Selatan
1.
Rumah Adat
Rumah
adat Kalimantan Selatan dinamakan Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Rumah Banjar
Bunbungan Tinggi mempunyai atap tinggi. Bagian depan rumah berfungsi sebagai
teras yang dinamakan pelatar, tempat anggota keluarga bersantai. Rumah ini
merupakan rumah panggung dan dibawahnya dapat digunakan untuk menyimpan padi
dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu ulin dan atapnya dari sirap kayu
ulin.
2.
Pakaian
Adat
Pria memakai pakaian adat berupa
tutup kepala(destra), baju rompi, sarung sebatas dengkul dan celana panjang
yang disebut selawar. Sedangkan sebilah keris diselipkan didepan perut. Wanitanya
memakai tutup kepala berhiasankan kembang goyang yang disebut sumping, baju dan
kain bersulam emas. Perhiasan yang dipakainya beruapa anting anting, kalung,
pending, dan gelang. Pakaian pengantinini berdasarkan adat banjar.
3.
Tari
tarian Daerah Kalimantan Selatan
·
Tari Baksa Kembang, merupakan tai
selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian
bunga.
·
Tari Radap Rahayu, dipertunjukkan
pada upacara tepung tawar, sebelum pengantun pria dan wanita dipersandingkan
dipelaminan.
·
Tari Mantang Gandut, tari gandut
merupakan jenis tari garapan yang diangkat dari tari tradisional Kalimantan
Selatan. Tari ini termasuk jenis tari pergaulan, dimana penari wanita, yang
dinamakan Gandut, berusaha menarik simpati penonton, sedangkan penari
pria(Mantang) menyambut tantangan itu dengan memilih pasangannya.
4.
Senjata
Tradisional
Keris adalah salah satu senjata
tradisonal diKalimantan Selatan. Ukurannya paling panjang lebih kurang 30cmdan
matanya terlogam lainnya. Senjata buat dari besi dicampur logam lainnya.
Senjata lainnya adalah anak mandau, bujak (sejenis tombak), sumpitan, dan
beliung.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Selatan
adalah : Banjang Hulu dan Banjang Kuala.
6.
Bahasa
Daerah : Banjar
7.
Lagu
Daerah : Sapu Tangan Bapucu Ampat, Ampar
Ampar Pisang.
K. Kebudayaan Sulawesi Tenggara
1.
Rumah Adat
Salah satu contoh rumah adat
Sulawesi Tenggara disebut Istana Sultan Buton. Istana Sultan Buton disebut juga
Malige. Bangunan tersebut tidak memakai paku dan merupakan rumah panggung. Ia
terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama tempat kediaman raja dan permaisuri,
lantai kedua untuk tempat tinggal dan lantai ketiga tempat wanita salat. Pada
kiri kanan lanta dua ada ruangan tempat semacam menenun kain yang disebut Bate.
Sultan Buton adalah pilihan rakyat banyak. Sultan harus bersih dari cacat
jasmani ataupun cacat rohani. Untuk menggantikan kedudukan Sultan, tidak
selamanya dari keturunan Sultan yang berkuasa. Dapat pula dupilih dari adik
atau kakak Sultan, bahkan dari orang lain yang sederajat.
2.
Pakaian
Adat
Prianya
memakai pakaian adat berupa tutup kepala (destar), baju model jas tutup sarung
sebatas dengkul dan celana panjang. Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya.
Diatas kepalanya terdapat hiasan kembang dan hiasan lainnya berupa anting
anting, kalung, dan gelang. Pakaian adat ini berasal dari Kendari.
3.
Tari
tarian Daerah Sulawesi Tenggara
·
Tari Balumpa, merupakan tari selamat
datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat ini berasal dari Buton.
·
Tari Dinggu, melambangkan sifat
kegotongroyongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi. Sentuhan alu pada
lumbung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.
·
Tari Molulo, adalah tarian yang
indah danriang dari pergaulan muda mudi Sulawesi Tenggara.
·
Tari Motasu (berladang), Tari Motasu
diangkat dari tradisi masyarakat Tolaki di Kabupaten Kolaka dan Kendari.
Keseluruhannya menggambarkan ungkapan permohonan kepada tuhan agar dalam
berladang dapat perlindungan dan kelak dikaruniai hasil yang melimpah.
4.
Senjata
Tradisional
Keris
adalah senjata tradisional rakyat Sulawesi Tenggara/ bentuknya berlekuk lekuk
seperti keris pada umumnya. Istana dan banteng kerajaan Sultan Buton sangat
terkenal dalam sejarah perlawanan bersenjata menentang Belanda. Keris dan
pedang dipakai untuk perang jarak dekat, sedangkan tombak, lembing dan sumpitan
untuk perang jarak jauh.
5.
Suku : Suku da marga yang
terdapat didaerah Sulawesi Tenggara adalah : Walio, Laki, Muna, Buton,
Mororene, Wowonii, Kulisusu, dan lain lain.
6.
Bahasa
Daerah : Buton, Muna, Laki dan lain lain.
7.
Lagu
Daerah : Peia Tawa tawa.
L.
Kebudayaan
Nusa Tenggara Barat
1.
Rumah Adat
Salah
satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Barat disebut Istana Sultan Sambawa.
Istana tersebut bertingkat tiga. Lantai bawah atau pertama merupakan tempat
pengawalan. Bila ada upacara, maka para pengawal berbaris didepan tangga,
sesuai urutan pangkatnya. Anak tangga menandakan urutan pangkat tersebut. Lantai
kedua adalah tempat kediaman Sultan dan Permaisuri. Disebalah kana berhapan
dengan kamar Sultan alah tempat pangeran pangeran. Sedangkan lantai tiga
disediakan untuk para putri dan keluarga lainnya dari Sultan.
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adata pria Lombok berupa tutup kepala dengan baju berlengan panjang, kain
sarung sebatas dengkul dan kain sarung yang ditenun. Sedangakan wanitanya
memakai kebaya panjang dengan kain songket. Perhiasannya yang dipakai adalah
hiasan bunga dikepala, anting anting, kalung bersusun, pending, dan gelang. Pakaian
adat pria Sumbawa berupa tutup kepala,baju jas tutup, kain songket dan kain
tenun yang melingkar dipinggang. Wanitanya memakai model baju bodo, dan kain
songket. Perhiasan yang dipakai berupa hiasan bunga dikepala, kalung bersusun,
pending, dan gelang tangan.
3.
Tari
tarian Daerah Nusa Tenggara Barat
·
Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian
guna menyambut kehadiran Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Tari ini juga sering
dipertunjukkan pada upacara upacara perkawinan atau upacara khinatan keluarga
raja.
·
Tari Batu Nganga, adalah sebuah tari
berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap
putri raja yang mesuk kedalam batu. Mereka memohon agar sang putri dapat keluar
dari dalam batu itu.
·
Tari Gora (Gogo Rancah), adlah
tarian yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan para petani yang dengan
semangat menanam padi. Tari ini merupakan tari garapan yang diolah dari sumber
tari tradisi suku Sasak, suku Sumbawa, dan suku Bima.
4.
Senjata
Tradisional
Di
NTB, senjata tradisional adalah keris. Ada berbagai jenis keris, misalnya
sampari dan sondi. Di Lombok, sondi bernama grantin. Keris merupakan benda
pusaka yang diperoleh secara turun temurun. Dipakai pada saat upara upara adat,
juga pada waktu upacara keagaaman, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idut
Fitri, Idul Adha dan pada waktu menerima tamu negara.
5.
Suku : Suku dan marga yang
terdapat di daerah Nusa Tenggara Barat adalah : Sasak, Bali, Sumbawa, dan Bima.
6.
Bahasa
Daerah : Sumbawa, Sasak, dan lain lain.
7.
Lagu
Daerah : Orlen orlen.
M. Kebudayaan Nusa Tenggara Timur
1.
Rumah Adat
Salah
satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut Saoata Musalakitana. Rumah
Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT, untukk tempat tinggal
lurah, camat atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung dan dibawahnya
terdapat balai panjang tempat menerima tamuyang tiangnya berdiri dari landasan
batu besar, sehingga tidak perlu ditanam dalam tanah.
2.
Pakaian
Adat
Pakaian
adat yang dipakai kaum pria di NTT berupa topi dengan bentuk yang khas, baju
jas ttup, selempang kain tenun dan bersarung kain tenun. Sebilah golok terselip
didepan perut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung dan pending. Sedangkan
wanitanya memakai hiasan kepala berbentuk bulan sabit, kain tenun yang
menyelempang di bahu dan kain tenun yang menutup bagian dada hingga
kaki.perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, pending, dan gelang tangan.
Pakaian ini berdasarkan pakaian adat Rote.
3.
Tari
tarian Daerah Nusa Tenggara Timur
·
Tari Perang, tari yang menunjukkan
sifat sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan senjata. Senjata yag
dipakai berupa cambuk dan perisai.
·
Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan
pada upacara Khinatan. Tari ini berupa upacan selamat serta mohon berkat kepada
Tuhan agar yang dikhinat sehat lahir dan batin dan suksesdalam hidupnya.
·
Tari Lendo Nusa Malole, berarti
tarian ini dari negeri yang indah. Tari garapan yang menggunakan irirngan musik
sasando ini merupakan tari penyambut tamu yang memanfaatkan gerak gerak tari
tertentu agar massa ikut dalam kegembiraan.
4.
Senjata
Tradisional
Senjata
yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya
adalah Saweo, Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat di daerah Nusa Tenggara
Timur adalah : Timor, Rote, Flores, Sabu, Dawan, Belu, Sumba, Helong, dan lain
lain.
6.
Bahasa
Daerah : Sumba Timor, Hawu, Beku.
7.
Lagu
Daerah : Potong Bebek, Desaku, Anak
Kambing Saya.
N.
Kebudayaan Maluku
1.
Rumah Adat.
Rumah
adat Maluku dinamakan Baileo. Baileo dipakai untuk tempat pertemuan, musyawarah
dan upacara adat yang disebut Saniri Negeri. Rumah tersebut merupakan panggung
dan dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi terbuat dari daun
rumbia, sedangkan dindingnya dari tangkai rumbai yang disebut.
2.
Pakaian
Adat.
Prianya
memakai pakaian adat berupa setelann jas berwarna merah dan hitam, baju dalam
yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju Cele, semacam
kebaya pendek, dan berkain yang disuji. Perhiasannya berupa anting anting,
kalung dan cincin. Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.
3.
Tarian
tarian Daerah Maluku
·
Tari Lenso, merupakan tari pergaulan
bagi segenap lapisan masyarakat Maluku.
·
Tari Cakalele, adalah tari perang
yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.
·
Tari Cakaola, merupakan jenis tari
pergaulan yang digarap berdasarkan unsur unsur gerak tari tradisional Orlapei
dan Saureka reka. Tari ini biasannya ditarikan untuk memeriahkan pesta pesta
atau dipertunjukkan dalam rangka manjamu tamu tamu terhormat.
4.
Senjata
Tradisional
Senjata
tradisional yang terkenal di Maluku adalah Parang Salawaku. Panjang parang
90-100cm, sedangkan Salawaku (perisainya) dihiasi dengan motif motif yang
melambangkan keberanian.
Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai besi khusus. Tangkai parang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi atau kayu gupasa. Sedangkan Salawaku (perisainya) terbuat dari kayu yang keras pula. Selain untuk keperluan perang, parang salawaku dipakai pula dalam menarika tari Cakalele.
Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai besi khusus. Tangkai parang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi atau kayu gupasa. Sedangkan Salawaku (perisainya) terbuat dari kayu yang keras pula. Selain untuk keperluan perang, parang salawaku dipakai pula dalam menarika tari Cakalele.
5.
Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Maluku adalah :
Rana, Alifuru, Togitil, Furu Aru, dan lain lain.
6.
Bahasa
Daerah : Togitil, Furu Aru, dan Ahfuru.
7.
Lagu
Daerah : Kole kole, Mande mande, Rasa
Sayang Sayange.
O.
Kebudayaan Unik di Indonesia
1.
Ritual Tiwah – Kalimantan Tengah
Ritual
Tiwah yaitu prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah
meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad
dari liang kubur menuju sebuah tempat yang bernama sandung.
Tiwah
merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di
Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya Dayak Pedalaman penganut agama
Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak.Nah, yang menariknya lagi ritual
tersebut memakan waktu beberapa hari sehingga membutuhkan dana yang cukup
besar.
2.
Kebo-keboan – Banyuwangi
Ritual
Tradisi yang diadakan setahun sekali pada tgl 10 Suro atau 10 Muharaam di desa
Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi, yang berkaitan dengan budaya agraris
khususnya siklus tanam padi.Upacara ini adalah gabungan antara upacara minta
hujan bila terjadi kemarau panjang atau rasa syukur, bila panen berhasil dengan
baik.
Di
upacara ini beberapa laki laki berdandan menjadi kerbau mereka harus berkubang
di tengah kubangan sawah yang baru dibajak, kemudian diarak keliling desa,
disertai karnaval kesenian rakyat. Kemudian mereka juga beraksi membajak sawah.
3.
Mapasilaga Tedong – Toraja
Salah
satu budaya yang menarik dari Tana Toraja adalah adat Mapasilaga Tedong atau
adu kerbau. Kerbau yang diadu di sini bukanlah kerbau sembarangan. Biasanya,
kerbau bule (Tedong Bunga) atau kerbau albino yang menjadi kerbau aduan.
Sebelum
upacara adat berlangsung, puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan di lokasi
upacara. Kerbau-kerbau tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim
pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang
berduka ke lapangan yang berlokasi di rante (pemakaman). Saat barisan kerbau
meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional
tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara
bergantian.
Sebelum
adu kerbau dimulai, panitia menyerahkan daging babi yang sudah dibakar, rokok,
dan air nira yang sudah difermentasi (tuak), kepada pemandu kerbau dan para
tamu. Adu kerbau kemudian dilakukan di sawah, dimulai dengan adu kerbau bule.
Adu kerbau diselingi dengan prosesi pemotongan kerbau ala Toraja, Ma’tinggoro
Tedong, yaitu menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas.
4.
Rambu Solo – Toraja
Rambu
Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Bagi keluarga yang ditinggal
wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang
telah pergi.
Setelah
melewati serangkaian acara, si mendiang di usung menggunakan Tongkonan (sejenis
rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada di tebing-tebing dalam goa.
Nama makamnya adalah pekuburan Londa.
Yang
unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat
mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di tebing.Uniknya lagi konon
katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip sama yang meninggal.
5.
Pasola – Sumba
Ini
adalah bagian dari serangkaian upacara tradisional yang dilakukan oleh orang
Sumba. Setiap tahun pada bulan Februari atau Maret serangkaian upacara adat
dilakukan dalam rangka memohon restu para dewa agar panen tahun tersebut
berhasil dengan baik. Puncak dari serangkaian upacara adat yang dilakukan
beberapa hari sebelumnya adalah apa yang disebut Pasola.
Pasola
adalah ‘perang-perangan’ yang dilakukan oleh dua kelompok berkuda. Setiap
kelompok teridiri dari lebih dari 100 pemuda bersenjakan tombak yang dibuat
dari kayu berdiameter kira-kira 1,5 cm yang ujungnya dibiarkan tumpul.
6.
Dugderan – Semarang
Dugderan
adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang. Dugderan
dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder diambil dari
perpaduan bunyi dugdug dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan
dengan derr.
Kegiatan
ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan. Karnaval yang
diikuti oleh pasukan merah-putih, drumband, pasukan pakaian adat “BHINNEKA
TUNGGAL IKA” , meriam , warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di
Kota Semarang.
Ciri
Khas acara ini adalah warak ngendok, sejenis binatang rekaan yang bertubuh
kambing berkepala naga serta kulit sisik emas. Visualisasi warak ngendok dibuat
dari kertas warna – warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan
maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festival warak dan Jipin
Blantenan.
7.
Tabuik – Pariaman
Tabuik
(Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura,
gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau
di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Festival ini
termasuk menampilkan kembali Pertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa dan
dhol.
Tabuik
merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara
tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi penduduk
terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara serupa, kebanyakan
penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.
Upacara
melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram
sejak 1831.Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim
Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa
kekuasaan Inggris di Sumatera bagian barat.
8.
Makepung – Bali
Kalau
kita mendengar kalimat: “Bull-Racing”, mungkin pikiran kita melayang ke-Pulau
Madura, yang terkenal dengan “Karapan Sapi”. Ternyata ada “Buffalo Racing” atau
“Balapan Kerbau” yang tidak kalah populernya dikalangan masyarakat Bali,
khususnya dibagian Barat, yang dikenal dengan nama “Makepung”.
Bisa
dipahami mengapa masyarakat Bali memilih melombakan kerbau daripada sapi,
dikarenakan sapi adalah binatang tunggangan yang dipergunakan oleh Dewa Shiva
dan dianggap sebagai hewan suci oleh penganut Hindu. Di Bali, khususnya
dibagian Barat, sekitar kota Negara, Makepung ini merupakan event tradisional
yang dilakukan beberapa kali setiap tahun, anehnya Makepung ini ternyata tidak
begitu populer bagi masyarakat dibagian Bali lainnya.
9.
Atraksi Debus – Banten
Debus
merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia
yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain-
lain.Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan
Maulana Hasanuddin (1532-1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692)
Debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan
penjajah Belanda pada masa itu. Kesenian Debus saat ini merupakan kombinasi
antara seni tari dan suara.
Debus
dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar.
Bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus memang terbilang sangat ekstrim.
Pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk
acara kebudayaan ataupun upacara adat.
10.
Karapan sapi – Madura
Awal
mula kerapan sapi dilatar belakangi oleh tanah Madura yang kurang subur untuk
lahan pertanian, sebagai gantinya orang-orang Madura mengalihkan
matapencahariannya sebagai nelayan untuk daerah pesisir dan beternak sapi yang
sekaligus digunakan untuk bertani khususnya dalam membajak sawah atau ladang.
Pada
perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat
joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu
cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya
sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik
sampai satu menit.
Beberapa
kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September
setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di
eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.
11.
Upacara Kasada – Bromo
Upacara
Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo,
Jawa Timur. Mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau
dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka
harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera-mantera.
Beberapa
hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji-sesaji
yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan
Kasada, Masyarakat tengger berbondong-bondong dengan membawa ongkek yang berisi
sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya
ke Pura dan sambil menunggu Dukun Sepuh yang dihormati datang, mereka kembali
menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun
dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir Gunung Bromo.
Sebelum
lulus mereka diwajibkan menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra.
Setelah Upacara selesai, ongkek-ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki
gunung bromo ke atas kawah, lalu dilemparkan kedalam kawah, sebagai simbol
pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak
terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh
jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung
Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar.
Penduduk
yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka
menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil
ternak dan pertanian yang melimpah.
12.
Batombe - Sumatera Barat
Bila
Anda berkunjung ke Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok
Selatan Sumatera Barat, terdapat kesenian Batombe yang menjadi kesenian daerah
setempat. Kesenian yang satu ini memang unik karena secara tidak sengaja
tercipta mengingat kesenian ini pertamakali dimainkan untuk menghibur dan
memberi semangat pada masyarakat yang sedang bergotong royong membuat Rumah
Gadang.
Kesenian
Batombe diawali dengan pembacaan pantun pembukaan oleh seorang datuk. Para
pemain lalu memasuki arena dan membuat lingkaran. Pemain terdiri dari 10 orang
laki-laki dan 3 orang perempuan. 12 diantaranya bergerak menari membentuk garis
linkaran. Sementara 1 lainnya menari di dalam lingkaran.
Kesenian
Batombe diiringi dengan irama musik yang ceria. Alat musik yang digunakan
biasanya terdiri dari gendang dan talempong. Keduanya dimainkan dengan cepat
mengikuti irama tarian dan nyanyian yang dibawakan para pemain batombe.
Keceriaan tarian semakin memacu adrenalin dan semangat sehingga pada bagian
akhir, yang menyaksikan biasanya bergabung dan ikut menari bersama-sama.
13.
Ngaben – Bali
Ngaben
adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu di Bali.Dalam prosesi
Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan
mulai berkobar menyulut sosok jenazah.
Lama-kelamaan
kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala
ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah
terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan
keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa
hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal
dibantu oleh masyarakat membuat "Bade" dan "Lembu" yang
sangat megah yang terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya.
"Bade" dan "Lembu" ini merupakan tempat jenazah yang
nantinya dibakar.
14.
Tradisi Potong Jari – Papua
Menangis,
mungkin itu yang lakukan saat kita didera kesedihan. Namun, berbeda dengan
masyarakat Papua pedalaman, mereka memotong jari mereka sendiri untuk
menunjukkan rasa kesedihan mereka. Terdengar sadis memang, namun itulah salah
satu bentuk kekayaan budaya kita.
Bagi
mereka, tradisi ini disimbolkan sebagai bentuk kesedihan yang mendalam akan
kehilangan anggota keluarga yang meninggal. Semakin banyak kita melihat warga
Papua pedalaman memotong jarinya maka dapat diartikan telah banyak pula anggota
keluarga yang mereka cintai telah meninggal dunia.
Bahkan,
masyarakat terdahulu Lembah Baliem, sebuah lembah pegunungan yang cukup
terkenal, pernah ada tersingkap kasus dimana seorang ibu yang memotong jari
anaknya yang baru lahir dengan cara menggigitnya karena ingin menghilangkan
“kesialan” yang selama ini menderanya. Ia percaya dengan ia memotong jari
anaknya maka kesialan yang selama ini ia alami dapat hilang.
Source
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar